Jalan Terbaik
Hari
ini aku harus bertemu dengan Willy diluar kelas. Sebenarnya kalo Ulya dan Tyta
tidak memaksaku datang untuk mengikuti seleksi lomba menyanyi untuk mewakili
sekolah sih aku ga bakalan datang. “ lo bakalan rugi, bakat lo kan ada. Sayang
ga dimanfaatin Ta.” Bujuk Tyta padaku. “Bukannya gitu, tapi aku males ketemu
sama...” “Jangan lo bilang itu Willy. Dengerin baik-baik ya, jangan jadikan dia
alasan lo ga bisa maju Ta. Gue aja kalo ketemu sama Dika di kantin ga pernah
niat tuh ga jadi makan” celutuk Ulya. “ Oke, aku pergi. Doain aja aku
ga grogi ya.”
Rame juga sih, banyak saingan jadinya.
Semoga aku bisa terpilih mewakili sekolah. “ Ta, kok ngelamun sih? Pasti ini
pertama kali buat lo kan? Giliran lo bentar lagi. Jangan aneh-aneh ntar ya.”
tiba-tiba ada yang datang mengejutkanku. Ini yang paling aku hindari. Datang
dengan penuh tebar pesona. Oke dia cantik, cuma tak bisa dipungkiri sifatnya
yang selalu merasa dialah yang ahli dalam segala bidang di sekolah ini. Dan aku
benar-benar tidak pernah betah lama-lama dekat dengannya. “ Ga kok, aku juga
tau peraturannyaKeyla. Rasanya
aku ga sebodoh yang kamu kira deh, giliranku benar-benar datang nih. Aku masuk
dulu ya”aku berlari menuju ruang audisi saat Bu Dini keluar memanggil namaku.
~~~
“ Metaaa, tungguin aku” Tunggu, ini
kan suara Willy. Aduh, gimana nih. Jujur aku gugup, ga ada Ulya dan Tyta lagi.
“ Hei, kok kamu ga nungguin aku? Ga baca SMS ya?” lanjutnya sambil ngos-ngosan.
“ Nggg, oh iya baru kebaca. Maaf ya. Hehe” jawabku sedikit kaku. Ya gimana
lagi, kami memang berteman. Hanya saja pertemanan itu sering lewat smsan. Dan akupun
hampir lupa bagaimana kami memulai pertemanan ini. Selain itu? Kami hanya seperti orang di satu
lingkungan tapi tidak mengenal satu sama lain. Teman-temanku sering mempertanyakan
hal ini. Danini
pertama kalinya dia mau memanggilku.
“ Ga papa kok. Santai aja, jadi ganti
lari sore deh. Suaramu bagus juga ternyata, ada bakat dibalik suara cemprengmu
ya. Haha.” Aku jadi bingung itu hinaan atau pujian sih? “ Haha, makasih ya. Ga
tau maksudmu yang sebenarnya. Oh iya kalo boleh tau, yang kamu bilang tadi
malam jujur aku ga ngerti. Bisa jelasin lagi ga?”pintaku padanya. Terlihat raut
wajahnya langsung berubah, seperti memikirkan sesuatu. “ Coba kamu pikirin lagi Ta, pasti kamu bakalan tau”. Namunpertanyaanku tetap saja tidak
membuahkan hasil. Dia selalu mengatakan hal yang sama.
Semoga yang ingin ia
katakan sesuai dengan yang kuharapkan.
~~~
“ Tau ga dari sekian banyak yang ikut
audisi cuma 4 yang bakal kepilih dan slamat Meta lo
kepilih menjadi salah satu wakil kita untuk lomba itu” Ulya yang baru aja
datang nyosor mie dan jus yang belum kusentuh sama sekali. “ Beneran yang kamu
bilang? Ga lucu lhoo jadi
banyolan” bantahku
namun juga terselip harapan bahwa itu terjadi. “ Ga mungkin gue bohong soal
ini. Lagian gue boong tau tempat juga kale”. Kurasakan angin segar menyapu
diriku yang rasanya ingin terbang mendengar berita ini.
Kurasakan
HPku bergetar. Ada pesan masuk “ Slamat ya Ta, ntar ketemu di ruang musik.”
Begitulah bunyi pesan itu. What? Willy juga kepilih? Trus siapa dua orang lagi
ya? Ga ada bayangan nih.” Gue ga nyangka lo bisa masuk. Slamat deh buat lo.
Semoga persaingan kita berjalan sehat ya.” Keyla yang baru datang
menghampiriku. Dari gelagatnya udah bikin ga enak nih. “ Iya, makasih ya Keyla.
Tentu saja kita bersaing secara sehat. Slamat juga ya Risa” sahutku sambil
memperhatikan cewek yang berdiri disebelah Keyla yang juga memperhatikanku
penuh selidik. Ada apa dengan tatapan itu? “Iya, kamu juga. Sampai ketemu di
ruang musik”
Di ruang musik
“Langsung
saja, saya akan membagi kalian menjadi kelompok duet. Saya memberi kesempatan
kepada Keyla untuk memilih pasangan duetnya sebagai hadiah peraih nilai
tertinggi di tahap seleksi ini” Ibu Dini langsung membagikan beberapa lagu yang
menjadi pilihan untuk perlombaan nanti. “ Saya pilih duet bareng Willy buk,
boleh kan?” Keyla langsung meraih tangan Willy.”Tentu saja boleh Keyla”. Karena
pilihan Keyla, pastinya aku harus berduet dengan Risa. Untungnya aku duet sama
dia, daripada ama Keyla. Jangan sampai deh.
~~~
2 minggu kemudian
3 hari
lagi aku akan mengikuti lomba di Gedung Pusat Seni dan Budaya. Terasa banget
sibuknya, semoga aja usahaku sebanding dengan hasil yang kuraih nantinya.
Akhir-akhir ini aku jarang banget SMS-an sama Willy. Ngerasa ada yang hilang
gitu.Mungkin dia juga sama sibuknya sepertiku. Kuharap dia tau perasaanku dan
dia juga memiliki perasaan yang sama.
“Ta,
kok murung sih? Yang lo nanti udah makin deket nih. Udah 2 minggu kita jarang
ngumpul bareng. Senyum dikit lah” Tyta yang telah menyelesaikan misinya
menamatkan satu novel per hari menegurku yang hanya mengaduk jus sirsak
kesukaanku. “ Iya sih Ty, cuma aku lagi bingung aja nih. Ada yang hilang aja
rasanya”.” Gue yakin lo kesepian gada kita. Tapi perasaan gue liat lo fine-fine
aja sama mereka. Keyla baik ga sih orangnya? Trus si Risa tu gimana? Gue ragu
tuh dia baik dalamnya. Luarnya ga
tau lah.” Celutuk Ulya
tetapi tetap waspada di lingkungan sekitar.
“ Ga
boleh ngomong gitu lah Ya. Dia bahkan jauh lebih baik daripada Keyla menurutku.
Tapi jujur ya aku mikir Keyla suka deh sama Willy. Dia aja milih duet sama
Willy daripada Risa. Kan mereka temen dekat.” mereka berpikir sejenak mengenai
kata-kataku. “ Bisa jadi sih, itu dari luarnya aja. Dalamnya kan belom tau Ta. Ga
jamin Risa yang lo anggap baik itu juga baik dalamnya Ta. Yang penting lo
hati-hati aja.” “ Oke deh, aku bakalan waspada.
~~~
Hari
perlombaan yang kutunggu pun telah usai. Syukurlah, aku dan Risa berhasil
meraih juara 2 duo putri. Sedangkan Willy dan Keyla menjadi juara 1 duo
campuran. Karena pencapaian ini, sekolah kami menjadi juara umum dan mewakili
kota untuk tingkat provinsi. Kamipun berencana akan merayakan kemenangan ini
dengan sahabat di hotel dekat gedung Pusat Seni dan Budaya. Tentu Ulya dan Tyta
akan kuundang. Satu misiku hari ini, untuk menanyakan alasan Willy tidak
menghubungiku.
“Lo
beneran hebat nyanyi ya. Salut deh gue.” Keyla yang baru datang langsung
memelukku. Heran dia
jadi manis beneran didepanku “Makasih Keyla. Lebih hebat kamu lah, juara satu.
Tapi..” kata-kataku terputus saat melihat Willy dan Risa sedang ngobrol dan
terlihat wajah Willy yang seperti terpana melihat Risa dan Risa pun menikmati
pandangan yang diberikan Willy padanya. Ada apa ini?
“ Tapi kenapa?
Hei Meta. Lo kenapa sih? Kayak abis liat setan aja” Keyla sedikit terlonjak
saat mengikuti pandangan mataku yang hanya terfokus pada Willy. “Jangan bilang
lo, aduuh” Keyla jadi kelabakan sendiri.”Aku duluan pulang ya Keyla. Ga enak
badan nih”. “Eh, jangan dong. Kita belom have fun bareng. Lagian sahabatmu
belum datang. Kasian mereka ga ketemu kamu” bujuk Keyla namun aku hanya
berjalan menuju kamar hotel dan berniat untuk tidak keluar sampai esok hari.
~~~
Sebulan kemudian,
Aku jadi tidak
ingin mengetahui apa yang akan dikatakan Willy sesuai janjinya. Rasanya
angan-anganku ga bakalan terwujud. Jadi apa artinya penantianku yang hampir
berjalan 2 tahun ini? Setelah meilhat kejadian itu, aku langsung menghapus
nomor Willy dan berusaha untuk tetap santai ngobrol dengan Risa seperti tanpa
beban. Keyla justru jadi lebih perhatian kepadaku dan sahabatku juga tidak
jealous dengan tindakan Keyla.
“ Perlu lo
ketahui Ta, orang yang gue percaya buat nemenin lo selagi ga ada kita ya Keyla.
Dan kita juga udah sering ngingetin lo tentang Risa dan lo ga mau denger.
Kebuktikan? Yang ngelukain lo tu Risa dan sekarang yang ada disamping lo
siapa?” Ulya berbicara panjang lebar dan diiringi anggukan semangat Tyta. “ Iya
aku sadar. Makasih ya sahabat-sahabatku tersayang” aku berusaha merangkul
mereka namun mereka mengelak. Pengen rasanya aku juga meluk Keyla kalo dia ada
di sini juga.
Malamnya,
Sepi
nih ga ada SMS masuk. Miris banget nasib HPku udah sebulan lebih nganggur ga
ada temen. Waktu mau ngirim SMS iseng ke Ulya, tiba-tiba ada sms masuk dari
nomor yang ga kukenal. Bahagia akhirnya ada yang SMS masuk.
From :
+62857XXX
Meta, maaf ak
bru bsa sms kamu skrang. Aku kangen kamu. Rasany ad yg bda dri kamu. Ad ap?
Bisa
langsung kutebak. Ini Willy. Apa sih maunya? Kan udah ada Risa, ngapain aku
masih dipikirin? Balas ga ya? Aduh, pusing. Jujur aku juga kangen Willy dan
pengen bales SMS dia. Ya udah, aku bales aja kali ya.
To : +62857XXX
Gpp kok Wil.
Kamu aj ngrsa ad yg beda dr ku. Kalo blh jujur nih, km kemna aj? Aku kangen
juga.
Hm, aku
jadi ragu ngirimnya. Setelah kuputuskan untuk mengirimnya, selalu gagal. Ada
apa ya? Kucoba cek pulsa dan sayang sekali pulsaku tidak mencukupi untuk
mengirim satu SMSpun. Mau pergi keluar beli pulsa malah kena marah. Jadi kesel
karena ga bisa bales SMS Willy. Besok aku bilang langsung aja sama Willy, seakan aku lupa dengan kejadian yang kulihat setelah
perlombaan itu.
~~~
Mana
Willy ya? Biasanya Willy udah keluar dari kelas cepet-cepet. Apa dia ga baca
SMSku? Baru berniat untuk nyusul ke
kelas, Willy dengan gitar kesayangannya berjalan menuju ke arahku. Secara tidak
sadar, aku telah melayangkan pandangan bahagia kepadanya. Ia menyambut
tatapanku dengan senyum juga. Ada sesuatu yang ia pegang di sebelah gitar. Apa
itu?
“ Ta,
kok ga balas SMSku tadi malam? Kamu marah ya sama aku?”tanya Willy terlihat
takut menatapku. “Aku minta maaf Wil, pulsaku habis tadi malam. Sekarang udah
ada kok. Kalo ntar malam SMS bakalan aku bales kok.”jawabku tersenyum bahagia
sambil menelusuri sesuatu yang dibawa Willy. “ Hm, Meta aku mau ngasih ini sama
kamu. Harap kamu terima ya.”ia menyodorkan sesuatu yang ketelusuri tadi. “
Dalam rangka apa ya? Ulang tahunku masih jauh kok 2 bulan lagi. Makasih ya” walaupun ragu aku tetap menerimanya.
Willy
hanya terdiam, seakan ada sesuatu yang ingin ia sampaikan.” Ayo ngomong aja,
takut amat sih. Aku ga makan orang lho”hasutku agar Willy mau berbicara padaku.
“ Hm gini, gimana
ngomongnya ya Ta? Oke, aku cuma pengen bilang kalo sebenarnya aku tu suka
sama kamu, Ta”perasaan bahagia menyelimutiku karena 2 tahun penantianku rasanya
sudah terbayar.
“ Tapi
Ta, aku minta maaf banget sama kamu. Aku sekarang udah jadian sama Risa. Maaf
banget aku harus ngomong gini, aku tau aku udah janji sama kamu. Ya, yang mau
aku omongin sama kamu itu tentang perasaanku. Dan yang aku kasih itu adalah
sesuatu yang kamu bilang pengen dikasih oleh pacar kamu nanti. ”rasanya aku
ditampar sangat kuat mendengar lanjutan Willy. Kurasakan mataku panas mendengar
hal ini. Kucoba untuk tetap bersikap tenang. Willy menatapku seakan ingin
menunggu jawabanku.
“ Oh
gitu ya. Ya udah,makasih buat
hadiahnya” aku langsung beranjak pergi. Namun ia langsung menahanku, “ Kamu
pikir semudah itukah
masalahnya?
Seenaknya kamu hanya berkomentar seperti itu? Kamu tau ga berapa lama aku
ngumpulin kekuatan biar bisa ngomong ini? 2 tahun aku sabar nungguin kamu biar
bisa ngerasain aku Ta. Tapi respon yang kamu berikan? Selalu menganggap aku
cuma teman biasa.” Lalu aku membalikkan badan seakan juga membalas semua
perkataannya.
“Wil, kamu
pikir aku harus respon apa lagi? Kamu udah ada Risa, apa aku harus bahagia
mendengar orang yang sudah punya pacar mengaku menyukai cewek lain? Aku ga bisa
bayangin kalo aku di posisi Risa Wil. Kuharap kamu ngerti” tanpa peduli Willy
menahanku begitu keras, aku langsung menuju parkiran dan mengayuh sepedaku
sekencang mungkin agar tidak ada yang menyadari tetesan air mataku.
~~~
Aku butuh
sahabatku. Dimana mereka? Ya, Ty, dimana kalian? Kucoba menghubungi mereka,
namun tak ada jawaban. Kupandangi pemberian Willy tadi. Bingkisan itu masih
terbungkus rapi, tapi bsa kutebak isinya, semua berbau Mickey Mouse. Kenapa aku
bisa membohongi hati saat aku masih dekat dengannya? Biarlah, sudah terlambat
juga. Aku harus berhenti meratapi yang sudah terjadi. Tiba-tiba ada yang
mengetuk pintu kamar dan langsung saja membuka tanpa kuizinkan.
“Ta, lo yang
sabar ya Ta. Ini yang gue takutin dan benar-benar terjadi. Padahal gue udah
cegah dan ga bisa ternyata. Gue minta maaf ya Ta” Keyla yang baru aja datang
langsung memelukku seakan mengetahui semua masalahku. Mungkin dia benar-benar
tau. Pelukannya member ketenangan untukku. “Makasih ya Keyla buat
kedatangannya.”jawabku singkat.
“Andaikan lo tau gue dari dulu udah tau lo
emang deket sama Willy cuma lewat SMS. Gue juga ceritain itu sama Risa dan
ternyata Risa juga naksir sama Willy. Karenague tau Risa itu playgirl ya ga
rela dong gue Willy sama dia. Secara, Willy tu sepupu gue. Dan jujur gue nyesel
udah cerita sama Risa. Maafin gue ya Ta” Aku tertegun mendengar pengakuan Keyla.
Ternyata aku telah
salah menilai Keyla selama ini. “Risa pandai membaca peluang, disaat Willy bingung
dengan perasaannya Risa datang dan memberi sesuatu yang ia butuhkan. Perhatian
yang nyata dari seorang cewek. Dan itu ga bisa ia dapetin dari lo Ta”
Tiba-tiba Ulya dan Tyta
muncul dari balik pintu langsung memelukku. Air mataku langsung mengalir deras
melihat mereka. Mencoba tegar didepan Keyla justru luntur saat melihat Ulya dan
Tyta. Aku sangat butuh mereka, baru kurasakan sakitnya jatuh cinta. Mereka
menenangkanku dan berusaha menghiburku dengan sepenuh hati. Bagaimanapun
sakitnya hatiku sekarang buyar saat melihat senyum tulus sahabat-sahabatku. Aku
ingin segera melupakan Willy, semoga Tuhan melumpuhkan ingatanku tentang luka
yang diberikan Willy kepadaku. Hidup tidak akan berhenti di satu titik karena
masalah cinta.
Dua bulan kemudian,
Di
jalan menuju perpustakaan, aku bertemu dengan Willy. Ada yang mengganjal di
hatiku namun kuberusaha untuk tetap tenang dan mengumpulkan kekuatan untuk
menyapa Willy. “ Hei Wil” sapaku berusaha seramah mungkin. “ Hei Ta”jawabnya
bingung dengan reaksiku yang kuyakini diluar dugaannya.” Kenapa? Kamu pasti
heran kan? Jangan salah Wil. Ini adalah the power of friendship. Karena
sahabatku lah aku bisa begini. Jadi jangan cemas, aku bakalan baik-baik saja”
Ia tertegun mendengar kata-kataku
“Benarkah?
Aku jadi salut dengan persahabatan yang kamu miliki. Kalo gitu boleh ga aku
jadi sahabatmu, Ta?” aku tak percaya dengan yang ia bicarakan. “Tentu saja Wil.
Aku ga keberatan kok” Ia menyambut jawabanku dengan senyuman yang tak pernah
lepas dari ingatanku. Oh Tuhan, mungkinkah inilah cara agar aku bisa
melumpuhkan ingatanku tentangnya dengan cara bersahabat dengannya? Biar waktu
yang menjawab. Kita yang menjalani dan kita yang menentukan kedepannya berjalan
sesuai rencana atau tidak
SELESAI
0 komentar:
Posting Komentar